Dengan Lasik Mata Jadi Apik Lagi

“Apung, kok tidak pakai kacamata lagi?,” Tanya Novi. Muhammad Nurrahmansyah, yang biasa dipanggil Apung itu hanya menjawab singkat, “kan udah dilaser.”

Percakapan tersebut terjadi sekitar sepulah tahun lalu. Hingga kini, Apung tak lagi memakai kacamata. Padahal, sebelum menjalani terapi pada matanya tersebut ia tak pernah lepas dari kacamata berlensa tebal.

Kini, laser yang dimaksud oleh Apung itu dikenal dengan istilah lasik, singkatan dari Laser-In-Situ Keratomileusis. Lasik merupakan terapi untuk memperbaiki penglihatan seseorang dengan menggunakan penyinaran sinar laser dingin.

Manfaat besar lasik bagi yang mempunyai masalah dengan penglihatan adalah menanggalkan kacamata. Bagi sebagian orang penggunaan kacamata dianggap menganggu kenyamanan dan penampilan. Walau tak sedikit juga yang menggunakan kacamata untuk mempercantik penampilannya.

Aryani, seorang ibu rumah tanga di Jakarta mengatakan, dengan lasik ia mampu menghindari ketergantungannya pada kacamata.

“Banyak teman yang kaget setelah saya menjalani lasik. Dulu kemana saja saya tak lepas dari kacamata berlensa tebal,” papar Aryani yang menjalani lasik tujuh tahun lalu.

Yang telah merasakan manfaat lasik bukan hanya Apung dan Aryani. Robby Tumewu, Helmi Yahya, Sarah Sechan, dan Nurul Arifin termasuk selebriti yang menanggalkan kacamata berkat lasik.

Lasik dikenal di Indonesia pada awal tahun 90-an. Di Jakarta telah banyak tempat yang menyediakan layanan lasik diantaranya Jakarta Eye Center, Laser Sight Center serta Klinik Mata Nusantara.

Dengan menggunakan peralatan canggih, tempat-tempat penyedia jasa lasik tersebut menjanjikan dapat mengidentifikasi, mengukur, dan mengoreksi masalah pada mata lebih akurat. Bahkan pasien dapat menjalani operasi secara singkat, tanpa rasa sakit dan tidak perlu menjalani rawat inap.

Di Jakarta Eye Center, lasik dilakukan melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah pembuatan flap (lapisan tipis) pada kornea dengan menggunakan sinar laser. Pada tahap ke dua flap ini kemudian dibuka dan bagian dalam kornea disinar dengan laser sehingga terbentuk permukaan kornea yang baru. Setelah penyinaran selesai dilakukan, flap dikembalikan ke posisi semula, dan dalam waktu tiga menit flap akan melekat dengan sendirinya tanpa perlu dijahit.

“Proses lasik yang dijalani tak menyakitkan dan berjalan dengan cepat,” ungkap Aryani yang mempercayakan terapi matanya itu pada Jakarta Eye Center.

Siapapun dapat menjalani lasik asal berusia lebih dari 18 tahun. Selain itu tidak sedang hamil atau menyusui. Sebelum menjalani lasik, sudah tidak memakai soft contact lens selama 14 hari atau hard contact lens selama 30 hari berturut-turut.

Lasik hanya memerlukan waktu kurang dari 20 menit untuk kedua belah mata. Akan tetapi dalam waktu yang singkat itu, seorang dokter harus membuat banyak sekali keputusan yang sangat penting. Oleh sebab itu mempercayakan tindakan lasik kepada pusat pelayanan kesehatan mata yang berpengalaman dan memiliki fasilitas lengkap, serta dokter yang handal dan berpengalaman adalah tindakan yang bijaksana.

Berbagai tempat penyedia jasa lasik di Indonesia telah menggunakan teknologi mutakhir. Allegretto Wave Eye-Q yang diklaim sebagai mesil lasik tercepat di dunia digunakan oleh Jakarta Eye Center. Adapun Laser Sight Centres Indonesia menggunakan teknologi dari Bausch & Lomb, perusahaan Jerman yang khusus memproduksi seluruh sistem wavefront analyzer-nya sendiri, sehingga tercipta suatu sistem yang terintegrasi bertitel ZyOptix.
Sedangkan dr Sjakon G Tahija, presiden Direktur PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Healthcare Services Division mengatakan bahwa Klinik Mata Nusantara menggunakan teknologi VISX Lasik dengan sistem VISX Star S4 Excimer Laser System dan WaveScan Wavefron System.

Dengan teknologi mutakhir yang digunakan berbagai tempat penyedia jasa lasik tersebut, kepercayaan terhadapnya tinggi. Nurul Arifin mempercayakan penanganan matanya pada Laser Sight Centre Indonesia di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sedangkan Apung dan Aryani menjalani lasik di Jakarta Eye Center.

Terapi yang mampu menanggalkan kacamata tersebut ternyata harus merogoh saku lebih dalam. Di Indonesia, biaya lasik sekitar delapan hingga puluhan juta rupiah untuk satu mata. Harga itu tergantung dari hasil analisa dokter terkait masalah yang ada pada mata yang akan dilasik.

Kini telah banyak rumah sakit di Indonesia yang terus meningkatkan kemampuan dan teknologi medisnya. Upaya tersebut dilakukan untuk melayani kalangan menengah atas yang biasa menjalani terapi di luar negeri.

Selain lasik yang telah mampu dilakukan berbagai temapat di Indonesia, kini penderita penyakit jantung, stroke dan penyakit lain yang terkait organ tubuh dapat terbantu dengan mudah dan cepat.

Rumah Sakit Harapan Kita telah menyediakan Multi Slice CT Scan keluaran Jerman. Dengan alat seharga satu juta Euro itu, penderita penyakit jantung, stroke dan penyakit lain yang terkait organ tubuh dapat mengetahui letak kerusakan organ tubuh dengan cepat dan akurat.

Keakuratan pemeriksaan dengan alat ini juga cukup tinggi karena dapat mengintip bagian dalam tubuh sampai 16 irisan. Sebelum di scan pasien terlebih dahulu diberi bahan kontras melalui suntikan, agar organ tubuhnya dapat dengan jelas terbaca oleh layar monitor. Pasien kemudian berbaring dalam alat scaning selama proses pemeriksaan dilakukan tanpa menimbulkan rasa sakit.

Dengan 16 irisan itu kondisis penyakit pasien dapat diteliti lebih cermat. Bukan hanya itu alat ini juga bermanfaat untuk mendeteksi kemungkinan stroke di masa depan, dengan memperhatikan kondisi pembuluh darah yang ada.

Teknologi canggih dan mutakhir pada bidang CT Scan dengan 64 slices ini juga tersdia di Rumah sakit Medistra. Perangkat itu dapat melihat dengan sangat jelas dan detail secara noninvasive (tanpa katerisasi jantung) keadaan pembuluh darah jantung koroner.

Perangkat medis yang mampu mendeteksi plak (tumpukan kolesterol) penyebab penyempitan pembuluh darah itu biasanya digunakan warga Indonesia di berbagai rumah sakit di luar negeri.

Di Jakarta, untuk sekali pemeriksaan dengan Multi Slice CT Scan dikenakan biaya Rp 500 ribu-Rp 6 Juta. Di Malaysia, layanan serupa mengenakan tarif sekitar Rp 5 juta-Rp 16 juta. Sedangkan di Singapore Heart, Stroke & Cancer Centre tarif penggunanan Multi Slice CT Scan berkisar 5.000-7.000 dolar Singapura.

Dengan berbagai fasilitas medis yang tersedia di Indonesia, alasan untuk selalu berobat ke luar negeri karena teknologinya canggih menjadi tak relevan. Selain mengeluarkan biaya besar, karena harus menanggung ongkos dan akomodasi, ketenangan berobat di negeri sendiri tak diperoleh.

Peluang itulah yang kini dimanfaatkan oleh berbagai rumah sakit untuk melayani pasien yang biasa berobat ke luar negeri.**

Published by Asep Saefullah

Manusia biasa dari Bandung. Kini bekerja untuk Kantor Berita Pena indonesia ->www.penaindonesia.com

16 thoughts on “Dengan Lasik Mata Jadi Apik Lagi

  1. Mas Asep,
    tulisan yang menarik, terima kasih. Sayang biayanya masih cukup tinggi. Tidak semua penderita kelainan refraksi mata dapat menikmati tehnologi yg sudah canggih ini. Sukses selalu.

  2. Bisa tolong bantu saya pernah di laser di laser sight centre , wolter monginsidi, tetapi sekarang sudah pindah.
    Bisa bantu alamat + telp.terbarunya
    Thank’s

  3. apakah betul mengenaii lasik yang anda ceritakan? karena dari beberapa web (sumber youtube, saya melihat beberapa kejanggalan mengenai lasik…apakah anda dapet memberitahu saya alamat email apung dan ariyani tersebut? karena dalam waktu dekat ini saya akan melaksanakan lasik..trims

  4. Wanti, tulisan ini dibuat tahun 2006. Saya harus buka-buka lagi file kontak mereka. Rekayasa teknologi kesehatan tentu tidak sempurna 100%. Sedikit banyak ada efek samping. Tapi perkembangan teknologi kesehatan yang demikian maju, efek samping itu sudah dapat diminimalisir. Teguhkan hati dan lakukan pada tempat dengan tenaga ahli yang terpercaya.

  5. wah, kalo pake kacamata biasanya karena suadah berumur. Benar-benar menyusahkan. Ntar “Lasik aja ah”……… ^__^v

  6. Pretty helpful article. I simply stumbled upon your website and needed to say that I’ve very appreciated reading your blog posts. Any way I’ll be subscribing on your feed and I hope you post again soon.

Leave a reply to kantoi Cancel reply